Kesatuan Tema Berarsitektur untuk Menghadirkan Desain yang Harmonis

TEMA ARSITEKTURAL

Penentuan tema sangatlah berpengaruh terhadap cita rasa yang ditampakkan pada tampilan bangunan. Sebuah desain arsitektur yang berkualitas selalu berpijak pada satu tema yang diterapkan pada keseluruhan cita rasa tampilan baik eksterior maupun interior bangunan.  Jika ada ketidaksingkronan tema antara tampilan eksterior dengan interior, maka kualitas desain arsitektur bangunan tersebut berkurang meski menggunakan material yang mahal. Sebaliknya, kesatuan tema arsitektur akan menjadi bangunan memiliki cita rasa tampilan yang tinggi meski tidak menggunakan material yang tergolong mahal.

Dalam kesempatan ini, satu projek yang dijadikan contoh studi adalah satu cluster kecil yang berlokasi di Kebagusan, Jakarta Selatan. Satu tema yang dipakai dalam arsitektur cluster ini adalah Arsitektur Klasik-Minimalis. Arsitektur klasik berfungsi untuk menampilkan kemewahan sebuah bangunan, sementara minimalis berfungsi untuk menampilkan cita rasa kekinian. Unsur klasik bisa ditemukan pada elemen arsitektural ralling, canopi dan bukaan teras yang mengambil bentukan dan goresan lengkung-lengkung kembang. Adapun unsur minimalis nya adalah penghapusan elemen ornamentasi dan ukiran sebagai aksen. Gantinya, aksen cenderung menggunakan batu alam, keramik dinding dan gradasi warna hitam putih.

LINGKUNGAN ARSITEKTURAL

Lingkungan cluster tidak luput dari sentuhan tema Klasik-minimalis. Sentuhan tersebut diterapkan pada pos jaga, gerbang dan gapura  cluster sebab itulah tampilan pertama yang terlihat oleh pemilik hunian tersebut dan juga masyarakat yang lalu lalang melewatinya. Unsur-unsur lengkung dengan menghilangkan ornamentasi sebagai aksen menjadi singkronisasi arsitektur yang harus konsisten dalam penerapannya pada setiap tampilang banguna hingga lingkungannya.

INTERIOR

Ruang tamu lebih dominan unsur klasiknya untuk menampilkan sebuah kemewahan baik bagi penghuni terutama bagi tamu saat berkunjung. Sentuhan klasik terletak pada pemilihan furniture meja, kursi serta pemilihan model lampu. Material kayu menjadi unsur yang dominan untuk memperkuat unsur klasiknya. Meski demikian, ornamentasi klasik dihindari dalam perencanaannya agar cita rasa minimalis tidak benar-benar hilang.

Sementara ruang tidur lebih dominan unsur minimalis untuk menampilkan kesederhanaan bagi penghuni yang tentu lebih banyak beraktivitas secara intim di dalamnya. Ornamentasi yang dipakai di belakang kasur menggunakan pola-pola geometris dasar untuk memperkuat unsur minimalisnya. Namun, material kayu masih banyak dipakai pada setiap penyelesaian lantai dan furniture agar unsur klasik tidak hilang.

Anda ingin merencanakan rumah? Kami siap memberikan pelayanan dengan paket kompetitif. Hubungi kami :

WA: 0823-3333-9949
https://archireconofficial.com