Masjid dan Elemen Pentingnya: Arsitektur dan Fungsi Ibadah

Elemen Ruang Masjid


Masjid adalah tempat peribadahan kaum muslim secara berjamaah. Di Indonesia, masjid
dibedakan dengan mushola dengan ukuran yang lebih luas setidaknya bisa menampung 40 jamaah. Jumlah daya tampung ini disyaratkan agar kemudian masjid bisa digunakan untuk ibadah sholat Jum’ah sehingga menutup perbedaan pendapat kaum muslim yang sebagian meyakini sahnya sholat Jum’ah bila jamaahnya berjumlah minimal 40 orang. Untuk memenuhi fungsi tersebut, masjid memiliki 3 elemen ruang primer dan 4 elemen ruang sekunder. 3 elemen primer ini adalah tempat wudhu, tempat shaft jamaah, dan mihrab (tempat imam sholat). Dikatakan primer karena memang keharusan keberadaannya sehingga sholat berjamaah bisa berjalan. Adapun 4 elemen ruang sekunder adalah KM, tempat takmir, tempat audio visual elektrikal dan parkir. Dikatakan sekunder karena keberadaannya untuk menunjang kegiatan beribadah di dalam masjid. Keberadaannya akan membuat pengurus masjid mudah melakukan
koordinasi bersama untuk menjaga kenyamanan para jamaah saat beribadah.

Elemen Arsitektural Masjid


Selain elemen ruang, elemen arsitektural juga perlu diperhatikan karena sangat terkait dengan identitas sebuah masjid. Pengabaian terhadap elemen ini akan menjadikan tampilan bangunan tidak terlihat seperti masjid sehingga menjadikan kaum muslim menilainya hanya sekedar bangunan biasa. Kaum muslim, dengan banyaknya aktivitas
sehari-hari, dituntut untuk bisa menegakkan sholat berjamaah di dalam masjid terutama
bagi lelaki. Oleh karenanya, ketika ada panggilan adzan, kaum muslim didorong
untuk meninggalkan aktivitas dunianya untuk segera ke masjid meskipun sedang dalam
perjalanan di atas kendaraan. Di sinilah fungsi elemen arsitektural akan sangat
diperlukan sehingga memudahkan kaum muslimin mengetahui keberadaan masjid
yang terdekat meski berada di lokasi yang baru saja dikenali. Inilah salah satu fungsi
elemen arsitektural masjid. Adapun 4 elemen arsitektural masjid adalah minaret (menara masjid), kubah / atap utama yang berjenjang, permainan bukaan ceruk pada pintu-jendela dan ornamentasi. Semakin lengkap elemen ini diaplikasikan maka kaum muslim semakin mudah untuk mengenalinya sebagai masjid. Begitu pula sebaliknya.

Demikianlah elemen ruang dan arsitektur masjid. Seluruh perkembangan teknologi dan
gaya arsitektur yang berkembang senantiasa mengacu pada elemen-elemen tersebut. Oleh karenanya, elemen-elemen tersebut harus senantiasa menjadi pegangan bagi setiap perencana maupun pelaksana pembangunan masjid di mana pun.

Anda ingin merencanakan rumah? Kami siap memberikan pelayanan dengan paket kompetitif. Hubungi kami :

WA: 0823-3333-9949
https://archireconofficial.com